"Kami sendiri tak punya opsi lain selain Makassar, karena untuk menentukan opsi tersebut memerlukan waktu. Harus hati-hati, tidak boleh sembarangan," kata Agum.Masyarakat pecinta sepak bola Indonesia, kata Agum, harus tahu alasan dipilihnya Makassar sebagai tuan rumah kongres untuk mencari Ketua PSSI yang baru.
"Tentunya kami tidak bisa mengabaikan pertanyaan dari masyarakat ini. Kalau dasar hukum kuat untuk gelar di Makassar, kami tidak ada masalah. Kita tidak akan terpengaruh soal tempat KLB, buat kami dimanapun tidak masalah," ucap Agum.Sementara itu secara terpisah Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim merespon rencana KP PSSI ingin melakukan pertemuan.
"Perlu waktu untuk mengatur pertemuan itu dan mengunsang pihak-pihak yang bersangkutan. Mudah-mudahan middle of the week bisa ketemu dan bisa dibahas lebih lanjut soal lokasi tadi," katanya.Makassar dipilih menjadi tuan rumah KLB PSSI 17 Oktober mendatang dalam gelaran kongres di Ancol, Jakarta, 3 Agustus 2016.
"Penyelenggaraan kongres tanggal 17 Oktober dilakukan di Makassar. Tempatnya di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla, Sulawesi Selatan. Makassar dipilih setelah adanya usulan ketika kongres kemarin (di Ancol, 3 Agustus)," ujar Pelaksana Tugas Ketum PSSI Hinca pada 11 Agustus lalu.
Hinca memastikan masa pendaftaran bakal calon ketua umum, wakil ketua umum, serta anggota Exco PSSI akan berlangsung pada 22 Agustus hingga 5 September mendatang.
"Kemudian ada verifikasi yang dilakukan komite pemilihan pimpinan Pak Agum Gumelar pada 5 September sampai 11 September. Waktu melakukan banding pada 12-16 September, dan komite banding akan rapat mengambil keputusan pada 17-18 September," ucap Hinca.
Rencana penyelenggaraan Kongres Luar Biasa PSSI di Makassar, pada 17 Oktober mendatang mengundang pertanyaan anggota Komite Pemilihan (KP) PSSI.Ketua KP PSSI Agum Gumelar mengatakan lokasi tempat kongres itu pun akan segera dipertanyakan pihaknya kepada PSSI.
"Komite akan segera bertemu anggota eksekutif PSSI untuk mempertanyakan dasar PSSI memilih Makassar sebagai tuan rumah. Secepatnya kami akan bertemu PSSI, lebih cepat lebih bagus," kata Agum kepada para wartawan di Ruang Rapat Sekretariat di Kantor PEPABRI, Jakarta, Senin (22/8).
Nantinya, Hinca mengatakan PSSI akan mengumumkan seluruh calon ketua umum, wakil ketua umum, serta anggota Exco PSSI pada 19 September mendatang.
Agum tak Setuju Kongres PSSI Digelar di Makassar | PT.Bestprofit Futures
Exco PSSI sudah memutuskan menunjuk Makassar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Kongres Biasa PSSI. Dalam kongres tersebut, agenda terpentingnya yaitu soal pemilihan ketua umum. Kongres tersebut, akan diagendakan pada 17 Oktober mendatang. Namun, sejumlah pemilik suara di federasi nasional mempertanyakan tentang penunjukkan Makassar tersebut.
Kelompok 85 (K-85) yang mengklaim diri mempunyai mayoritas suara dalam kongres, curiga dengan keputusan Exco PSSI tersebut. Kuasa K-85, Gusti Randa pernah mengatakan, penunjukkan Makassar tersebut tak lain memuluskan salah satu bakal calon ketua umum federasi yang diusulkan PSM Makassar.
Memang, sejak awal Agustus lalu, sejumlah nama berniat mencalonkan diri sebagai bakal calon ketua umum. Mereka di antaranya, mantan Menejer PSM Makassar Erwin Aksa. Selain itu, K-85 sendiri punya satu nama yang bakal dicalonkan, yaitu Pangkostrad Letnan Jenderal (Letjend) Edy Rahmayadi. Adapula nama bakal calon lainnya, yakni mantan Panglikam TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko.
Komite Pemilihan Persatuan Sepak Bola Indonesia (KP PSSI) menaruh kecurigaan terkait penunjukkan Makassar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Kongres PSSI. Ketua KP PSSI, Agum Gumelar, meminta pihak PSSI bisa memberikan alasan yang logis mengapa penyelenggaraan untuk memilih ketua baru itu harus dilakukan hingga ke luar Jawa.
"Kami (KP PSSI) minta ditinjau lagi," kata Agum saat ditemui wartawan di Kantor Pepabri yang menjadi tempat pendaftaran bakal calon ketua umum PSSI di Jakarta, Senin (22/8).
Agum menyadari desakan untuk meminta penjelasan ini belum tentu dapat mengubah keputusan PSSI yang telah menjadikan Makassar sebagai tuan rumah kongres PSSI. Ia mengatakan desakan ini perlu disampaikan agar terjadi keterbukaan terkait pengambilan suara dan dasar keputusan Exco PSSI soal penunjukkan Makassar. "Kalau dasar hukumnya jelas, kita pastinya tidak akan terpengaruh tempat di mana saja," kata Agum.
Agum Gumelar Layangkan Surat ke PSSI | PT.Bestprofit Futures
Agum menegaskan, posisi KP independen dan netral. Mereka hanya menampung suara anggota PSSI yang protes penunjukkan Makassar sebagai lokasi kongres mendatang.
"Kami juga akan bertemu dengan PSSI dan meminta untuk meninjau ulang. Alasannya, tentu karena banyak yang datang kepada kami, menanyakan keputusan ini. Bukan hanya dari anggota, tetapi juga datang dari luar," kata Agum.
"Kalau ada alasan yang jelas dan kuat, tentu tidak bisa diubah. Kami independen, mau dijalankan di mana saja tidak masalah," tambah Agum.
Rapat perdana KP yang digelar di Kantor Dewan Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri itu juga untuk menyamakan persepsi terkait proses administrasi pendaftaran calon Ketua Umum PSSI. KP akan berkoordinasi dengan anggotanya untuk melacak rekam jejak kandidat Ketua Umum PSSI periode mendatang.
Komite Pemilihan Pengurus PSSI mengakomodir protes Kelompok 85 terkait penunjukkan Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai lokasi penyelenggaraan Kongres PSSI pada 17 Oktober mendatang.
Agenda utama kongres tersebut adalah memilih 15 atau seluruh pengurus (Executive Committee/Exco) PSSI.
Ketua Komite Pemilihan (KP), Agum Gumelar, menyatakan sudah melayangkan surat kepada pengurus PSSI, guna mendapatkan penjelasan kenapa Makassar menjadi tuan rumah Kongres PSSI 2016.
"Tadi kami bahas semua masalah. Kami sempat merundingkan soal mempertanyakan PSSI yang menunjuk Makassar sebagai tuan rumah kongres. Kami juga sudah mengirimkan surat kepada Exco PSSI untuk mempertanyakan alasan kenapa Makassar menjadi tuan rumah," kata Agum selepas rapat perdana KP di Jakarta.