Toni langsung diperiksa di klinik yang ada di lokasi lomba. Setelah sekitar satu jam diperiksa, dia dipindahkan ke athlete village untuk menjalani pemeriksaan selanjutnya.
“Kondisi ini memprihatinkan dan kami harus mengutamakan keselamatan atlet,” ujar Okto.
Selain faktor angin, medan pacuan balap sepeda BMX pada Olimpiade Rio 2016 ini memang tergolong sulit, bahkan disebut sebagai salah satu yang paling sulit di dunia.
“Jalurnya termasuk besar dan karakter jump-nya sulit. Secara teknik ini memang menyulitkan pebalap. Toni hanya sempat mencoba lintasan ini selama dua hari, sebelum lomba,” kata Dadang Poernomo, pelatih Toni.
Pada run pertama, Toni berhasil finis di urutan kelima. Pada run kedua, dia sempat berada di posisi kelima sebelum akhirnya terjatuh.
“Kalau Toni tidak jatuh, dia punya kesempatan untuk bisa lolos ke semifinal,” kata Dadang.
Peserta perempat final balap sepeda BMX ini dibagi dalam empat heat. Masing-masing heat menjalani tiga run.
Empat pebalap dengan poin terbaik dari masing-masing heat hasil akumulasi run pertama hingga ketiga berhak melangkah ke babak semifinal.
Pebalap sepeda Indonesia, Toni Syarifudin, mengalami patah tulang sehingga tidak bisa menyelesaikan babak perempat final balap sepeda BMX Olimpiade Rio 2016 di Deodoro, Rio de Janeiro, Kamis (18/8/2016).
Toni yang tergabung di heat 2 terjatuh saat menjalani run kedua. Tulang bagian belakang di bahu kirinya patah.
“Pas melakukan lompatan, Toni terkena empasan angin lalu terjatuh. Jatuhnya pun off track yang menunjukkan bahwa anginnya cukup keras,” kata Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI).
Angin yang berembus di Deodoro saat perempat final memang cukup kencang. Kondisi ini tidak normal, tetapi kecepatan angin masih di bawah limit sehingga sesi bisa dilanjutkan.
Indonesia pertanyakan kelayakan sirkuit BMX | PT.Bestprofit Futures Cabang Jambi
Sejak awal lomba, kata Oktohari yang juga sebagai ketua kontingen Olimpiade Indonesia, sudah banyak peserta yang terjatuh hingga cedera, baik karena bertabrakan sesama atlet maupun karena jatuh sendiri.
Pihak penyelenggara juga tidak memperhitungkan soal tiupan angin dalam lomba tersebut yang telah menyebabkan peserta terpelanting.
Akibatnya, banyak peserta dalam lomba ini yang sengaja memilih bermain aman di babak-babak awal penyisihan agar tidak terjatuh.
Salah satunya adalah juara Olimpiade dua kali Maris Stromberg dari Latvia yang terjatuh pada run pertama, dan mencoba bermain aman pada run selanjutnya namun akhirnya tidak lolos.
Tim Indonesia mempertanyakan kelayakan sirkuit balap sepeda BMX di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, yang telah menelan korban cederanya sejumlah atlet saat pertandingan babak perempat final, Kamis, termasuk atlet Indonesia Toni Syarifudin.
"Kami akan mengirim surat kepada ICU (Persatuan Balap Sepeda Internasional) untuk mempertanyakan soal kelayakan dan keamanan sirkuit di Rio de Janeiro ini," kata Ketua Umum PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari di Rio de Janeiro, Kamis.
Ia mengatakan, sirkuti Olympic BMX Center di Rio de Janeiro ini termasuk sirkuti BMX yang ekstrem. Disainernya juga sudah tidak direkomendasikan oleh pembuat-pembuat trek baru untuk merancang trek seperti di Olimpiade ini.
Toni Syarifudin mengalami cedera serius pada tulang bahu kirinya setelah terjatuh dari ketinggian sekitar dua meter saat melewati salah satu tanjakan dalam run kedua babak perempat final putra.
Toni akhirnya tidak dapat ikut pada run ketiga karena harus menjalani perawatan.
"Tapi anginnya kencang sekali," kata Toni saat keluar dari ruang perawatan darurat dengan tangan dan bahu kiri yang dibalut.
Atlet kelahiran Surakarta 13 Juni 1991 itu kemudian dibawa ke perkampungan atlet untuk perawatan lanjutan dengan didampingi dokter dari tim Indonesia, sebelum kembali ke Indonesia.
Selain Toni, sejumlah atlet balap sepeda BMX juga mengalami cedera sehingga tidak dapat melanjutkan lomba, di antaranya Alfredo Campo dari Ekuador dan Amidou Mir dari Prancis.
Tontowi/Lilyana Akan Diarak ke Istana | PT.Bestprofit Futures Cabang Jambi
Menpora tak kecewa meski target itu meleset. ”Tidak apa-apa, yang penting kita sudah buka puasa setelah delapan tahun tidak dapat emas. Kita harapkan tradisi emas ini bisa diteruskan untuk Olimpiade-Olimpiade yang akan datang. Jadi ini tidak gagal,” terangnya.
Saat Tontowi/Lilyana berlaga, Menpora mengajak karyawan Kemenpora nonton bareng di kantor setempat. Menpora terlihat tegang dan berdebar. Begitu pasangan yang akrab disapa Owi/Butet sukses menjungkalkan wakil Malaysia, Cak Imam langsung potong rambut.
Pasangan Tontowi Ahmad/ Lilyana Natsir bakal disambut meriah saat tiba di Indonesia nanti. Ganda campuran bulu tangkis yang baru mempersembahkan medali emas untuk Merah Putih ini akan diarak dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang menuju Istana Negara. Menpora Imam Nahrawi mengatakan, pihaknya sudah membuatkan jadwal untuk arak-arakan Tontowi/Lilyana. Sesuai rencana, proses kirab tersebut dilakukan pada 23 Agustus sore.
”Kami akan sambut mereka di Bandara. Kemudian dari Bandara diarak ke Istana pakai bus terbuka. Kami harapkan Presiden menerima, sekaligus emas yang diraihnya menjadi hadiah ulang tahun bagi Hari Kemerdekaan Indonesia,” kata Menpora di Jakarta, Kamis (18/8).
Dia menjelaskan, proses arak-arakan bakal melibatkan sejumlah kalangan seperti atlet, media dan anak-anak sekolah. ”Kami harapkan mereka (Tontowi/ Lilyana) jadi motivator, penyemangat bagi seluruh masyarakat, khususnya adikadik pemain badminton atau siapapun yang melihat secara langsung saat arakarakan,” jelas menteri yang akrab disapa Cak Imam ini.
Pihaknya juga sudah menyiapkan bonus bagi Tontowi/Liliyana yang sukses meraih emas. Sesuai janji pemerintah, tali asih yang diberikan sebesar Rp 5 miliar. ”Tapi dana itu ada sumbangan dari pihak swasta 17 persen. Kenapa 17 persen, karena dalam rangka memperingati 17 Agustus Hari Kemerdekaan.
Jadi, dana APBN untuk bonus nilainya Rp 4,1 miliar. Pencairannya tidak langsung, nanti sekalian menunggu Paralimpiade, September,” ungkap dia. Sebelumnya, pemerintah memberi target pada Kontingen Indonesia supaya bisa meraih dua medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Namun, ternyata hanya satu emas yang didapat melalui Tontowi/Lilyana usai mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dua game langsung, 21-14 dan 21-12.
Aksi spontan itu diikuti sejumlah pejabat seperti Juru Bicara Gatot Dewa Broto dan Kabag Humas Agus Prayitno. Bahkan, Gatot dan Agus sampai cukur gundul. ”Saya sebelumnya sudah nadzar kalau Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir menang dan mempersembahkan emas pertama untuk Indonesia maka saya akan mencukur rambut saya.
Dan nadzar itu saya penuhi malam ini juga ketika selesai acara nobar pertandingan mereka,” ujar dia. Sementara itu, Lilyana mengutarakan rasa bangganya usai mempersembahkan emas untuk Indonesia. Dia mengaku sudah lega bisa mengembalikan tradisi emas setelah terputus di Olimpiade London 2012. ”Saya lega, bangga, dan senang.
Karena Indonesia biasanya tradisi emas, tapi kemarin di Olimpiade London 2012 kami berhutang bawa medali. Sekarang langsung kami bayar hutangnya,” kata Liliyana. Hal senada diucapkan Owi. Bahkan, putra Banyumas tersebut sampai tak bisa berkata apa-apa usai menyudahi laga. ”Saya enggak bisa berkata-kata. Luar biasa rasanya. Ini saya persembahkan untuk Hari Kemerdekaan Republik Indonesia,” tutur Owi.
Wakil Indonesia yang masih berlaga di Olimpiade ini adalah Toni Syarifudin. Hingga berita ini diturunkan, Toni masih berlomba di babak perempat final balap sepeda BMX. Di babak ini, dia menempati grup berat. Hal itu lantaran Toni menempati urutan paling buncit, atau 31, dalam penentuan seeded pada Kamis (18/8) dini hari WIB.
Dalam time trial, dia mencatatkan waktu 40,975 detik atau berselisih 6,358 detik dari peringkat teratas Jorit Daudet asal Prancis (34,617 detik). Di peringkat kedua ada David Graf asal Swiss dengan 34,678 detik, dan peringkat ketiga dihuni peraih perak Olimpiade London asal Amerika Serikat, Sam Willoughby yang mencatat waktu 34,714 detik.
Peraih emas dua kali Olimpiade 2008 dan 2012, Maris Strombergs asal Latvia, di seeding run, hanya bertengger di posisi kedelapan dengan waktu 34, 953 detik. Di bawah Toni dalam daftar seed, ada satu pebalap Latvia Edruz Treimanis yang tidak berhasil finis.