"Momen saat kamu melempar raket sambil melompat tinggi dan tersenyum setelah mengalahkan saya, membuat saya sangat senang. Kita berdua sudah saling kenal selama 16 tahun. Saat itu, kita masih menjadi pionir, sedangkan Taufik Hidayat dan Peter Gade masih bersaing. Kita bukan siapa-siapa.
Kita berdua sudah pernah melalui banyak kekalahan dan kemenangan. Tetapi, saya sedikit beruntung karena sering menang dalam turnamen besar. Kamu merupakan pemain yang memiliki rasa tanggung jawab lebih besar daripada saya dan kita berdua berjuang dengan keringat serta semangat kita sendiri.
Kita seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di mana kehadiran satu sama lain mewakili persaingan yang abadi. Tanpa disadari, di sini kita bertemu pada Olimpiade Rio yang merupakan Olimpiade keempat kita.
Pada pertandingan ke-37, kita bertemu dan saya kalah dari kamu. Jujur saya tidak menyesal. Kamu rival terbesar saya dan saya rela dikalahkan kamu. Saat saya memeluk kamu, saya benar-benar merasa semua yang terjadi selama 16 tahun terakhir seperti mimpi.
Selayaknya persaingan di atas lapangan, Lee seakan tak mau kalah. Seusai menerima surat dari Lin Dan, Lee langsung menulis surat balasan yang isinya memuji kiprah Lin Dan.
"Ketika saya pertama kali bertemu kamu dan kita berfoto bersama pada 2000, saya ingat saat itu kamu selalu ingin terlihat keren dan baik. Kamu suka mengenakan mantel dan sepasang sepatu yang mengilap. Saat itu, kita berdua masih sangat muda dan saya tidak pernah berpikir cerita kita akan begitu lama dan menarik.
Sayangnya, dunia kejam. Pada Olimpiade Beijing 2008, kamu bermain dalam performa terbaik sehingga membunuh harapan saya pada saat-saat terakhir mimpi saya hampir menjadi nyata.Padahal, saat itu saya berada di peringkat pertama dunia. Selanjutnya, saya berusaha mengalahkan kamu, tetapi saya hanya memiliki medali perak."
Dua pebulu tangkis tunggal putra dunia, Lee Chong Wei (Malaysia) dan Lin Dan (China), mengungkapkan rivalitas mereka melalui surat. Dalam salah satu petikan suratnya, Lin Dan menyebut dirinya dan Lee seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Surat ini kemudian menjadi viral di dunia maya, bahkan telah mendapatkan 11.000
likes dan 15.000 kali dibagikan. Akan tetapi, dari hasil penelusuran
New Straits Times, surat itu ternyata
hoax.
Surat itu karangan sejumlah fans yang melakukan pengandaian terkait bagaimana isi surat Lin Dan ke Lee Chong Wei, dan begitu pula sebaliknya.
Berikut ini sebagian kutipan isi surat Lin Dan dan balasan Lee Chong Wei yang telah menjadi viral di media sosial tersebut.
Lee Chong Wei: Maaf, Malaysia...| PT . BESTPROFIT FUTURES CABANG BANDUNG
"Saya minta maaf telah mengecewakan mereka (fan Malaysia-red). Saya sudah mencoba melakukan yang terbaik, namun Chen Long bermain lebih baik dari saya," ujar Lee Chong Wei dilansir Fox Sports Asia, Ahad (21/8).
Menurut Chong Wei, Chen Long pada laga final kemarin mempersiapkan diri dengan baik. Padahal menurutnya ia bermain lebih baik ketimbang laga final Olimpiade 2012 dan semua kejuaraan dunia yang diikutinya.
Tampil dengan pukulan-pukulan variatif, Chong Wei justru lebih banyak melakukan kesalahan sendiri, yang membuat Chen Long dapat mengimbanginya sejak set pertama, bahkan menang dengan skor 21-18.
Pada set kedua perburuan angka makin ketat, namun Chen Long tetap memimpin dan akhirnya sebuah pukulan Lee Chong Wei yang keluar, memastikan medali emas untuk tunggal putra Cina tersebut.
"Ini hanya bukan hari saya. Namun saya tak akan menyerah. Satu-satunya kesalahan saya adalah saya sekali lagi hanya bisa menyumbangkan medali perak untuk ketiga kalinya," ujar Chong Wei.
Kini, Chong Wei akan memfokuskan diri pada Kejuaraan Dunia tahun depan. Namun ia menutup rapat-rapat peluangnya tampil pada Olimpiade empat tahun lagi di Tokyo.
"Saya kira saya tak akan tampil (di Olimpiade Tokyo 2012-red). Saya mungkin akan berhenti bermain untuk memberikan kesempatan para pemain muda tampil di Olimpiade 2020," katanya.
Dalam dua tahun terakhir, Chong Wei meraih sembilan gelar yang mana empat gelar di antaranya diperoleh setelah mengalahkan Chen Long di final. Hal itulah yang membuatnya kembali menduduki peringkat satu dunia usai sempat terkena kasus doping pada pengujung 2014 silam.
Rasanya tidak ada yang lebih menyedihkan pada Olimpiade di Rio de Janeiro kali ini ketimbang kisah Lee Chong Wei. Pebulutangkis nomor satu dunia itu untuk ketiga kalinya berturut-turut harus meraih puas dengan meraih medali perak usai tumbang pada partai puncak nomor tunggal putra.
Pada laga final yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (20/8) malam, pemain tunggal asal Malaysia itu takluk dari pebulutangkis Cina, Chen Long, dua set langsung 18-21 dan 18-21. Itu adalah kekalahan ketiga Chong Wei pada final Olimpiade setelah Beijing 2008 dan London 2012.
Pada dua final sebelumnya, Chong Wei selalu kalah dari rival utamanya, Lin Dan. Padahal, kali ini pebulutangkis berusia 33 tahun itu mampu mengalahkan Lin Dan di semifinal. Sayang, pada partai final ia dikalahkan pemain Cina lainnya yang kini berada di peringkat dua dunia, Chen Long.
Kekalahan Chong Wei juga menjadi duka seluruh Malaysia. Itu dikarenakan negara itu belum juga meraih medali emas pertamanya hingga Olimpiade kali ini. Padahal pada sektor bulu tangkis mereka mampu meloloskan tiga wakilnya pada tiga partai final, yakni pada nomor tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran. Namun semuanya terhempas di babak final.
Lee Chong Wei Tutup Pintu untuk Olimpiade Tokyo 2020 |
PT . BESTPROFIT FUTURES CABANG BANDUNG
“Saya rasa, tidak untuk Tokyo 2020. Tahun depan saya akan ikut Kejuraan Dunia untuk kali terakhir. Setelah itu, lihat kondisi fisik saya,” kata pemain 33 tahun tersebut.
“Saya harus memberi kesempatan kepada pemain-pemain muda Malaysia lainnya. Mereka yang akan ikut Olimpiade Tokyo 2020,” ujarnya lagi.
Dalam sepanjang perjalanan karier Lee yang luar biasa, Olimpiade dan Kejuaran Dunia merupakan dua event besar yang belum pernah dia menangi.
Dalam perjalanan ke final Rio 2016, Lee mengalahkan musuh bebuyutannya, Lin Dan (China), 15-21, 21-11, 22-20 pada babak semifinal, Jumat (19/8/2016). Pertandingan ini berlangsung 1 jam 23 menit.
Saya mengalahkan Lin Dan dalam pertandingan epik. Laga itu seharusnya terjadi di final. Rio 2016 merupakan Olimpiade keempat bagi kami dan ini tidak mudah,” ujar Lee.
“Mungkin, laga semifinal kemarin merupakan pertemuan terakhir kami di turnamen besar,” ucap suami mantan pebulu tangkis Malaysia, Wong Mew Choo, tersebut.
Lee dan Lin Dan sudah 37 kali bertemu sepanjang karier mereka. Hingga Rio 2016, rekor pertemuan keduanya adalah 25-12 untuk keunggulan Lin Dan.
Keduanya juga bertemu pada final Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Lin Dan selalu keluar sebagai pemenang dan berhak atas medali emas.*
Selama delapan bulan terakhir, Lee Chong Wei berusaha keras mempersiapkan diri demi meraih hasil terbaik pada Olimpiade Rio 2016. Tetapi, pada akhirnya pebulu tangkis tunggal putra Malaysia tersebut harus puas dengan raihan medali perak untuk kali ketiga secara berturut-turut.
Pada laga final di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Sabtu (20/8/2016), Lee kalah 18-21, 18-21 dari wakil China, Chen Long.
Saat konferensi pers setelah pertandingan, Lee dihujani pertanyaan oleh wartawan. Dia ditanya apakah masih akan berusaha mendapatkan medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.sumber