Kebetulan, dari starting eleven yang dimainkan Lopetegui di Brussel lalu hampir semuanya bisa diturunkan. Kecuali Alvaro Morata yang masih tanda tanya begitu mendapatkan cedera bahu. Posisinya akan jadi pertimbangan Lopetegui. Tetap dengan Morata, atau dengan memasukkan Diego Costa untuk posisi starter seperti yang banyak diberitakan media di Spanyol. Siapapun pemain di nomor sembilan, Spanyol tidak pernah bermasalah. Karena Spanyol masih punya pemain-pemain di lini kedua yang jauh lebih bertipikal pembeda. Masih ada David Silva sebagai pemain pembeda seperti di Brussel lalu. Selain Silva, Vitolo ataupun Nolito yang bermain dari sisi kiri pun dapat menjadi ancaman defense Liechtenstein.
Berkaca dari pertandingan melawan Belgia lalu, serangan Spanyol termasuk efektif. Dengan 9 kali percobaan menjebol gawang Thibaut Courtois, empat di antaranya tepat sasaran. Persentasenya di dalam mengkonversikan tembakan sekitar 44,44 persen. Hanya, mantan pelatih FC Porto ini meminta pemainnya untuk tidak selfish alias egois. ''Yang lebih penting, bermainlah sebagai tim,'' harap pelatih berusia 50 tahun itu. Memenangi laga melawan Liechtenstein ini bisa menjadi titik tolak pertama Spanyol sebelum bersaing di Grup G. Itu karena dalam matchday kedua pada 7 Oktober mendatang Sergio Ramos dkk sudah harus menghadapi Italia di Turin. ''Fokuslah dengan tim sendiri, anggap saja laga ini melawan mereka (Italia),'' lanjutnya.
Semasa eranya di skuad U-19 dan U-21, Lopetegui tidak jauh berbeda dengan Del Bosque dari sisi gaya bermainnya. Spanyol tetap bermain dengan tiki taka yang memaksimalkan penguasaan bola. Di masanya penguasaan bola Spanyol rata-rata di atas 60 persen. Itu dilanjutkan dalam laga debutnya lalu dengan 61 persen penguasaan bola. Dari sisi formasinya, 4-3-3 akan menjadi pilihan Lopetegui. Yang membedakan hanya pemain-pemain yang mengisinya. Tidak ada Andres Iniesta di lapangan tengah Spanyol. Yang masih ada cuma Sergio Busquets. Dia akan didampingi Thiago Alcantara dan Koke. Nah, kedua nama ini tidak banyak mendapat kans bermain di era Del Bosque.
Akan tetapi, dengan kepercayaan Lopetegui kepada dua alumnus Teddy Stadium di Jerussalem tiga tahun lalu membuat Thiago dan Koke kembali masuk dalam starter Spanyol. Tidak adanya Iniesta akan menjadi beban Koke di sisi kiri. Dalam wawancaranya dengan Cadena Ser, pemilik nama lengkap Jorge Resurreccion Merodio itu mengaku tidak terbebani ekspektasi ituSebaliknya, gelandang berusia 24 tahun itu sudah nyaman dengan formasi 4-3-3. ''Di klub saya (Atletico Madrid) beberapa kali memainkan formasi itu. Saya juga bermain di posisi itu (sisi kiri). Saya sudah menemukan feel bagus di sini, dan seiring dengan laga-laga berikutnya saya akan makin nyaman di posisi ini,'' tuturnya.
Pemilik 25 caps untuk Spanyol itu mengungkapkan ada sesuatu yang berbeda antara Lopetegui dan Del Bosque. Terlepas dari kesamaan kedua pelatih itu yang menekankan ball possession dalam tiap laga Spanyol. ''Julen (Lopetegui) selalu meminta kami untuk menekan balik setelah mendapat serangan lawan,'' tegasnya.
Timnas Spanyol pernah merasakan sentuhan juara dari Julen Lopetegui. Tetapi, itu dulu. Masa di saat Lopetegui berhasil mengantarkan generasi muda Spanyol menjadi penguasa Eropa di kelompok usia dalam dua tahun beruntun. Menjuarai Euro U-19 tahun 2012, yang berlanjut dengan juara U-21 di tahun berikutnya. Nah, dua kesuksesan itu yang sekarang harus dibuktikan Lopetegui begitu dipercaya memegang kendali La Furia Roja – julukan timnas Spanyol. Menghadapi Liechtenstein pada pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia 2018 Grup G di Estadio Reino de León, León, dini hari nanti WIB momen awal Lopetegui memberi bukti.
Lopetegui sudah membuktikan sentuhannya begitu mengalahkan Belgia dalam laga uji cobanya di King Baudouin, Brussel, 2 September lalu. Belgia yang berperingkat kedua FIFA saja dihajar dengan dua gol tanpa balas. Apalagi Liechtenstein yang hanya berperingkat 182 FIFA. ''Siapapun Liechtenstein mereka tetap lawan yang terpenting. Lawan yang menentukan siapa kami,'' ujarnya dikutip Marca. Pertanyaaanya bukan siapa yang menang. Tetapi bagaimana Lopetegui memenangi laga pertama sebagai pelatih timnas senior pasca berakhirnya era Vicente Del Bosque ini. Pasalnya, dari 23 kali head to head belum pernah ada kejutan dari The Blues Reds – julukan Liechtenstein. Bahkan gawang negara juara Piala Dunia 2010 itu belum pernah kebobolan ketika melawan Liechtenstein.
Prediksi Spanyol Vs Liechtenstein: Dulang 3 Poin Perdana | PT. Bestprofit Futures Jambi
Peluang La Roja meraih poin penuh terbuka lebar. Dari lima pertemuan terakhir kontra Liechtenstein, Spanyol berhasil menyapu bersih kemenangan dengan mencetak 23 gol tanpa ada kebobolann."Dalam kepala saya hanya pertandingan melawan Liechtenstein. Kami harus tetap fokus pada semua yang benar-benar penting, di mana itu adalah tiga poin," ujar Lopetegui seperti dilansir ESPN.
"Kami harus cepat melupakan pertandingan sebelumnya dan fokus pada satu-satunya hal yang dapat membantu kami untuk menjalani laga yang hebat," paparnya.Sementara itu, Liechtenstein tidak dalam kondisi baik. Tim asuhan Rene Pauritsch itu belum pernah meraih kemenangan dalam 10 pertandingan terakhir, dengan rincian delapan kekalahan dan dua hasil imbang. Mereka juga kebobolan 30 gol dan hanya mencetak tiga gol.
Dengan rentetan hasil buruk tersebut, Liechtenstein harus berjuang untuk meraih hasil positif. Meski begitu, dengan mengandalkan pemain-pemain yang bermain di kasta kedua kompetisi sepak bola Eropa, Liechtenstein berambisi menyulitkan Spanyol.
Spanyol akan menghadapi Liechtenstein di Estadio Municipal Reino de Leon dalam laga perdana Grup G kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa, Kamis (6/9/2016) dini hari WIB. Memiliki skuat yang mumpuni, La Roja berpeluang mendulang tiga poin.Setelah hanya lolos hingga 16 besar Piala Eropa 2016, Spanyol melakukan pergantian pelatih. Vicente Del Bosque yang sukses membawa Tim Matador menjuarai Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, memutuskan untuk mundur dan digantikan Julen Lopetegui.
Pria 50 tahun itu mengawali tugasnya bersama Spanyol dengan positif. Menghadapi Belgia dalam laga persahabatan di Stade Roi Baudouin, 2 September 2016, Spanyol menang dua gol tanpa balas. Sepasang gol La Furia Roja dicetak David Silva pada menit ke-34 dan 62'.Bersua Liechtenstein, timnas Spanyol berambisi kembali memetik kemenangan. Apalagi, duel melawan Liechtenstein adalah partai perdana di ajang kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa.
Pelatih Spanyol Berharap Pique Tak Disoraki | PT. Bestprofit Futures Jambi
Pelatih Spanyol, Julen Lopetegui mengungkapkan harapannya agar suporter tak lagi memberikan ejekan kepada bek Barcelona, Gerard Pique.Pique memang memiliki rekam jejak yang tak mengenakkan saat bermain bersama timnas Spanyol. Salah satu buktinya adalah bagaimana dirinya disoraki oleh suporter, yang ironisnya bukan hanya suporter lawan, tapi juga suporter Spanyol sendiri.
Dan jelang pertemuan melawan Liechtenstein, Lopetegui berharap fans melupakan masa lalu, terlebih menurutnya skuat La Furia Roja mendapatkan penyambutan yang fantastis."Saya tak ingin melihat ke belakang, penerimaan saat kami tiba sudah fantastis," ujar Lopetegui seperti dilansir Marca.
"Itu hal yang positif dan semoga para suporter akan hebat juga di stadion," tambahnya.
"Ini adalah pertandingan yang benar-benar spesial dan anda bisa merasakan bahwa para pemain termotivasi. Ada tiga poin yang dipertaruhkan dan sejauh ini semua berjalan sesuai rencana," tandasnya.
PT BestProfit